Selasa, 25 September 2012

makalah hadits tentang astronomi


MAKALAH

ASTRONOMI

Disusun guna memenuhi tugas:

    Mata kuliah           :  Hadits Tarbawi II

    Dosen pengampu   :  Ghufron Dimyati, M. Ag

    Kelas                       :  H

 

 


 

                                                                                                                          

 

 

 

 

 

 

Disusun Oleh :

SUSWATI  :  2021110358

 

 

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI

(STAIN) PEKALONGAN

2012

 

BAB I

PENDAHULUAN

            Segala sesuatu yang ada dalam jagat raya ini semuanya tidak lain adalah ciptaan Allah SWT. Sesungguhnya Allah SWT dalam menciptakan sesuatu semuanya pasti ada manfaatnya, dari lautan yang membentang luas, gunung-gunung yang menjulang tinggi, hingga sesuatu yang sangat kecilpun seperti nyamuk semuanya Allah ciptakan pasti ada manfaatnya. Itulah salah satu bukti kekuasaan Allah SWT.

            Dalam makalah ini saya akan membahas mengenai salah satu hadits dari ibnu abi aufa tentang salah satu bentuk ciptaan Allah SWT yaitu tentang keberadaan benda-benda langit. Selain itu dalam makalah ini juga akan dibahas mengenai biografi perowi hadist tersebut, mufrodat, nilai tarbawinya,dll.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


BAB II

PEMBAHASAN

 

A. Materi Hadits

عن بن ابي اوفى قال قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : ( ان خيارعباد الله الدينيراعون الشمس والقمر والنجوم والاظلة لدكراله عزوجل) تفرد به عبد الجباربن العلاءباسناده هكداوهوثقة[1]

B. Terjemah Hadits

             Dari ibni Abi Aufa berkata, Rasulullah SAW bersabda “Sesungguhnya sebaik-baik hamba Allah yaitu orang-orang yang meneliti, mengamati matahari, rembulan, bintang, dan awan (mengintai masuknya wakyu) untuk mengingat Allah ( karena untuk berdzikir kepada Allah)”.

 

C. Mufrodat ( Penggalan Kata)

خيار             = Terbaik                                                      

عبادالله           = Hamba Allah

يراعون         = Orang-orang yang meneliti

الشمس         = Matahari

القمر            = Bulan          

النجوم          = Bintang

الاظلة           = Awan

لدكرالله           = Untuk mengingat Allah

 

D. Biografi Perawi

            Ibnu Abi Aufa adalah Abdullah[2]. Nama lengkapnya Abdullah bin Abu Aufa Al-Islami dijuluki dengan Abu Muawiyah, Shahabat yang ikut dalam perdamaian Hudaibiyah dan peristiwa-peristiwa lainnya ini berdomisili di kota Madinah sampai Rasulullah wafat, setelah itu beliau pindah ke kota Kuffah. Dialah shahabat yang terakhir meninggal disana.[3]

 

E. Keterangan Hadits

            Sohibul Burhan berkata, didalam menjaga beberapa perkara itu ada dhohir dan batin. Adapun yang dhohir ialah melihat dengan panca indra mata didalam terbitnya, tengahnya, terbenamnya, berubahnya. Ketika kamu berangan-angan maka ia akan mengingat Allah dan mensucikannya serta mengagungkannya dengan nyata, apalagi ketika Allah menerbitkannya atas rahasia nafilahnya ( matahari dan lain-lain) dan pekerjaannya, setengah dari condong pada ( matahari dan lain-lain) yang menujukan beberapa hukum Qudrat azali didalam penciptaan yang tertib atas beberapa sebab. Seorang laki-laki datang kepada ku, dia berkata “saya menghendaki keluar untuk berdagang, adahal bulan ini akhir dari bulan Qomariah”, kemudian Sohibul burhan berkat : “kamu menghendaki jika Allah melebur daganganmu? Hadapkanlah bulan dengan keluar.” Al-khakim berkata: sohih. Adzahibi mengakuinya, Al-haitsami berkata: “Para perawi Thobroni semuanya kuat hapalannya, al-mandziri berkata: hadits itu diriwayatkan Ibnu Syahih.[4]

Keberadaan benda-benda langit misalnya seperti matahari dan bulan mempunyai banyak manfaat diantaranya yaitu sebagai penentu waktu dalam Islam:

1.Matahari sebagai penentu awal waktu shalat

            Dalam waktu pelaksanaan shalat perlu ada ketegasan lebih lanjut untuk memudahkan orang muslim mengerjakan kewajiban shalat dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya pada saat awal waktu Maghrib, matahari benar-benar sudah masuk di ufuk sebelah barat, dan mega merah mulai kelihatan,dll.[5]

2.Bulan sebagai penetap awal bulan Qomariyah (Hisab)

            Hisab adalah penetapan awal bulan Qamariyah yang didasarkan pada perhitungan peredaran bulan mengelilingi bumi. Sistem ini dipergunakan untuk menetapkan awal bulan jauh sebelumnya, sebab tidak tergantung pada terlihatnya hilal pada saat matahari terbenam menjelang masuknya bulan baru.[6]

 

 

 

F. Kandungan Aspek Tarbawi

            Dari hadits di atas aspek tarbawi yang terkandung adalah:

  1. Segala sesuatu yang Allah ciptakan pasti ada manfaatnya.
  2. Orang yang berakal adalah orang-orang yang senantiasa menggunakan akalnya untuk    memikirkan hasil ciptaan Allah.
  3. Dengan selalu merenungi keajaiban alam maka kita akan selalu ingat kepada zat penciptanya yaitu Allah SWT, dan tentunya dengan demikian akan meningkatkan ketakwaan kita kepada-Nya.
  4. Hamba Allah yang terbaik adalah orang-orang yang senantiasa mentafakuri alam.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


BAB III

PENUTUP

 

            Matahari, bulan, bintang, dan ciptaan-ciptaan Allah lainnya sesungguhnya adalah sesuatu yang harus dijadikan bahan renungan bagi kita semua, karena pada dasarnya hanyalah orang-orang berakal yang mau menggunakan akalnya untuk memikirkan hal-hal yang demikian, sehingga dengan seperti itu akan meningkatkan ketakwaan kita kepada zat penciptanya, sesungguhnya orang-orang terbaik disisi Allah lah yang mau merenungkan segala ciptaan Allah.

            Dari penjelasan makalah di atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa hadits yang saya bahas mengandung nilai tarbawi yang pada intinya semakin sering seseorang memikirkan/ merenungkan segala sesuatu yang ada di sekitarnya, maka akan semakin meningkat ketakwaannya terhadap Allah SWT.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad,Syehabuddin bin Ali bin Khajar al-Askolani. 1995. al kitab Tahdibuttahdib jilid   X. Tanpa kota: Darul fikri.

Muslih,M.Husein. 2008. Matahari,Ka’bah dan Bulan. Tanpa kota: Tanpa penerbit.

Tanpa nama pengarang. 1938. Al kitab Faidlul Qadir juz X no.2268. Tanpa kota: Muktabah Mashor.

Abihumaid.wordpress.com/2011/01/21/abdullah-bin-abu-aufa-wafat-86-h/

 

 

 

 



[1] Al kitab faidlul qadir juz 2 no.2.268,(Muktabah mashor,1938),hal.579
[2] Syehabuddin ahmad bin ali bin khajar al-askolani,al kitab Tahdibuttahdib jilid X,(Darul fikri,1995),hal.320
[3] Abihumaid.wordpress.com/2011/01/21/abdullah-bin-abu-aufa-wafat-86-h/
[4] Al kitab faidlul qadir,loc.cit.,
[5] M.Muslih Husein,Matahari,Ka’bah dan Bulan,(2008),hal.1-3
[6] M.Muslih Husein,op.cit.,hal.28

1 komentar:

  1. Tinting Iron Plating Set (Tinting Iron Plating Set)
    Tinting Iron Plating Set (Tinting Iron Plating Set) for the Japanese. Made titanium oxide with steel. The Tinting titanium legs Iron Plating Set titanium trim walmart is ideal for those who need a citizen titanium dive watch quick and easy $1.99 · ‎In titanium keychain stock

    BalasHapus